KinalangNews, Nuangan – Kepala Desa atau Sangadi Nuangan Barat, Lutfi Mokoagow menyampaikan ke ikutsertaan para Kader Posyandu, Kader BKKBN, Guru Paud dan KPM mampu memaksimalkan pendataan program stunting usai mengikuti pelatihan konvergensi stunting dalam pengisian data score yang dilaksanakan di Kantor Desa setempat, Senin (28/06).
Lutfi mengingatkan agar peserta dapat mengikuti pelatihan pendataan dengan baik sebagaimana tata cara untuk mengantongi data yang valid.
“Sosialisasi atau pelatihan mengenai stunting ini merupakan hal yang sangat penting, untuk itu saya harap peserta agar dapat menyimak dengan baik makna dan tujuan apa, terkait dengan stunting,” ujarnya.
Sekaligus membuka jalan nya kegiatan Lutfi mengatakan bahwa program stunting perlu sosialisasi kembali dalam bentuk kampanye pendataan terhadap kondisi stunting di masyarakat dan bentuk upaya pencegahan.
“Kita tentu harus tau sasaran program serta langkah dan upaya dan manfaat terhadap stunting. Mari kita sama-sama mendengarkan pemaparan dari pemateri nanti yang tentu kita akan jalani di kegiatan di masyarakat. Dengan itu kegiatan ini kami buka dengan resmi,” imbuhnya seraya membuka giat pelatihan tersebut.
Perlu diketahui dalam kegiatan yang merupakan program pemerintah turut di hadiri oleh Kepala Bidan Pemdes dan Kelembagaan, Rusli Dajoh bersama staf serta Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat dan Pendamping Desa dalam pemateri.
Kabid Pemdes dan Kelembagaan Dinas PMD Boltim, Rusli Dajoh menyampaikan seberapa besar manfaat dan upaya pencegahan stunting serta tahap pendataan yang meliputi berbagai langkah pencegahan stunting hingga ke perencanaan anggaran.
“Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan itu adalah perencanaan, dalam perencanaan itu tentu pendataan harus diutamakan. Bagaimana bisa di anggarkan sementara data tidak efektif. Yang pertama data produktif orang hamil serta berkaitan dengan kesehatan terhadap anak baru lahir sebab stunting merupakan musuh negara,” ungkapnya.
Sementara, Deddi Martasen memaparkan ada beberapa hal yang membuat stunting itu penting, terkait dengan hasil survey di Indonesia itu ada di angka kurang lebih 30 persen berdampak.
“Kalo dibiarkan ada tiga puluh persen stunting dan sangat tidak ada kepastian untuk sembuh. Dasar itu kemudian Pemerintah Pusat menghadirkan program terkait penanganan stunting yang di lakukan secara bersamaan melibatkan semua pihak baik pemerintahan dalam hal ini Dinas terkait, bahkan pendampingan kami untuk memonitoring,” paparnya.
Dalam penyampaian teknis saat pelatihan oleh para pemateri menerangkan keterkaitan program stunting dilakukan pencegahan secara dini terutama dengan asupan gizi pada titik 1000 hari pertama kehidupan anak yang baru lahir, bagaimana tentang ibu hamil satu hari hingga dua tahun kedepan.
Intinya peserta dituntut untuk mendata sasaran dan memastikan indikator layanan sasaran yaitu ibu hamil, konseling gizi, kunjungan rumah sanitasti dan BPJS, anak nol sampai dua tahun, imunisasi dasar, kondisi fisik anak dua sampai enam tahun serta terkait pelayanan paud.
Redaksi/InfoDesa